Legislator Perempuan Kian Banyak, Khoris: DPRD Jember Kelak Jadi Pioner Keterwakilan Perempuan

Legislator Perempuan Kian Banyak, Khoris: DPRD Jember Kelak Jadi Pioner Keterwakilan Perempuan

Semakin lama keterwakilan perempuan di DPRD Kabupaten Jember semakin bertambah. DPRD Kabupaten Jember masa jabatan 2024-2029 ini, jumlah legislator perempuannya terbanyak dibanding periode sebelumnya.  “Alhamdulillah, periode ini jumlah perempuan di DPRD Kabupaten Jember semakin banyak, yakni 11 orang. Periode kemarin hanya 9 orang. Sebelumnya malah cuma 5 orang” ujar anggota Fraksi PKB DPRD Kabupaten Jember, Sunarsi Khoris, S.Ag, M.Si saat hearing dengan HMI Cabang Jember di ruang sidang, Senin (7/10/2024).

Menurut Khoris, hal tersebut patut disyukuri lantaran tingkat keterwakilan legislator perempuan di DPRD Kabupaten Jember semakin  banyak. Sebab, dengan semakin banyaknya legislator perempuan akan semakin banyak yang peduli dan memperjuangkan pemberdayaan kaum perempuan melalui program-program yang berpihak kepada perempuan.  “Partai politik boleh berbeda, tapi sesama perempuan walaupun berbeda latar belakang partainya, namun jika berbicara nasib perempuan saya kira sama dan satu misi,” jelasnya.

Legislator asal Kencong itu berharap agar ke depan keterwakilan legislator perempuan di  DPRD Kabupaten Jember mencapai jumlah yang ideal dan diamanahkan Undang-undang, yaitu 30 persen. Khoris yakin  suatu saat nanti DPRD Kabupaten Jember akan menjadi pioner dalam hal pemenuhan kuota legislator perempuan. “Sekarang saja sudah 11 orang, kan tinggal 4 orang untuk mencapai 30 persen. Saya yakin DPRD Kabupaten Jember kelak jadi pioner keterwakilan perempuan,” jelasnya.

Khoris menambahkan, tidak gampang bagi seorang perempuan terpilih sebagai legislator. Butuh perjuangan yang sungguh-sungguh di lapangan, karena kompetitornya kebanyakan laki-laki.

Selain itu, sering terjadi perempuan didorong menjadi caleg hanya untuk memenuhi kuota perempuan. Karena itu keberadaan perempuan di deretan daftar nama caleg hanya sebagai pelengkap sehingga nomor urut yang diberikan juga nomor urut bawah. “Betul sekarang tak berlaku nomor urut, siapa yang banyak dapat suara dia yang terpilih. Tapi psikologi masyarakat masih terpengaruh dengan nomor urut tinggi (kecil),” pangkas saat dihubungi terpisah usai hearing dengan HMI Cabang Jember