Cari Win Win Solution Penutupan Jalur Gumitir, Komisi C DPRD Jember Minta BBPJN Kaji Ulang Dampaknya

Cari Win Win Solution Penutupan Jalur Gumitir, Komisi C DPRD Kabupaten Jember Minta BBPJN Kaji Ulang Dampaknya

DPRD Kab. Jember – Penutupan total Jalan Nasional Gumitir yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Banyuwangi, rencananya akan dimulai pada 24 Juli hingga 24 September 2025, kini menuai sorotan tajam. Pasalnya, jalan tersebut merupakan jalur utama yang menghubungkan dua kabupaten di ujung pulau Jawa. Sekretaris Komisi C DPRD Kab. Jember, David Handoko Seto mengatakan, agar rencana penutupan total itu dikaji ulang karena dipastikan akan berdampak luas, terutama di sektor ekonomi, pendidikan, dan distribusi logistik. “Kami Komisi DPRD Kab. Jember akan segera memanggil BBPJN, dalam hal ini untuk meminta penjelasan terlebih dulu terkait rencana tersebut,” ujarnya saat dikonfirmasi di DPRD Kab. Jember, Rabu, 2 Juli 2025. “Kami minta itu dikaji ulang untuk penutupan total karena pasti akan berdampak kepada transportasi di Kabupaten Jember dan Banyuwangi,” ungkapnya.

Penutupan jalur strategis itu dilakukan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali untuk kepentingan perbaikan besar. Namun, David mengingatkan bahwa keputusan ini akan menimbulkan sejumlah persoalan serius, tidak hanya pada kelancaran mobilitas masyarakat, tetapi juga pada distribusi bahan pokok dan energi. “Dampaknya itu tidak hanya sekadar orang tidak bisa lewat. Dipastikan nanti seperti harga BBM bisa jadi naik karena jadi langka pengirimannya, termasuk pengiriman gas dan sebagainya. Ini akan jadi kendala sendiri,” imbuhnya. Dia juga menyoroti dampak penutupan terhadap sektor pendidikan, terutama bagi pelajar yang setiap hari melintasi jalur Gumitir. “Belum lagi nanti anak-anak sekolah, ada anak sekolah yang dari Gumitir sekolah di Kalibaru dan sebaliknya. Itu juga menjadi persoalan sendiri,” terangnya.

Dari sisi ekonomi, lanjut David, keterlambatan pengiriman logistik dan naiknya biaya operasional dipastikan akan memengaruhi harga barang di pasaran. “Contoh di pasar hari ini, kalau bicara soal sayur, ada beberapa pedagang yang ngambil dari Banyuwangi. Yang biasanya tiba di Jember itu tepat waktu, kalau harus muter kan bisa waktunya jadi lama. Yang kedua pasti operasionalnya akan naik. Ini dipastikan akan ada dampak,” paparnya.

Oleh karena itu, Komisi C DPRD Kab. Jember akan menyampaikan permasalahan ini kepada Bupati Jember agar segera diadakan pertemuan bersama pihak BBPJN untuk mencari solusi terbaik. “Kalau memang itu tidak bisa dihindari sama sekali, ya kami minta nanti untuk pembangunannya itu minimal dipercepat. Jangan sampai menutup selama itu,” tambahnya. Ia juga menilai, jika diskema buka tutup pun ini akan membuat persoalan karena proses pengerjaannya juga berbahaya. “Sebab, kontur wilayahnya ini sangat berbeda dengan daerah lain. Di sisi satunya tebing sisi lainnya ini jurang,” pungkasnya. “Maka perlu langkah yang pas dan mencari win win solution terhadap hal ini,” tutupnya.