Anggota Komisi D DPRD Jember H Fathurrozi Thohir Minta Insentif Guru Ngaji Segera Dicairkan, Ini Alasannya
Anggota Komisi D DPRD Jember H Fathurrozi Thohir meminta Pemkab Jember agar segera mencairkan insentif guru ngaji dalam waktu dekat ini, atau setelah Pemilukada sekalian. Hal ini untuk menghindari kemungkinan munculnya anggapan bahwa insentif guru ngaji untuk kepentingan pencitraan Cawabup tertentu. Sebab, jika insentif guru ngaji cair dalam waktu dekat ini, atau nanti malah setelah perhelatan Pemilukada, maka anggapan itu bisa dinetralisir.
“Kalau sekarang ‘kan masih agak jauh Pemilukada. Tapi kalau insentif cair dekat-dekat Pemilukada, itu orang bisa-bisa beranggapan karena ada kepentingan politik,” ucap H Fathurrozi di Jember, Selasa (2/7/2024).
Menurut H Fathurrozi, terlepas dari kemungkinan tudingan-tudingan negatif itu, insentif guru ngaji memang sangat dibutuhkan. Uang Rp.1,500,000 tidak banyak apalagi hanya setahun sekali. Namun untuk sekadar pelepas dahaga, tetap penting uang itu dicairkan. “Karena bisa jadi uang itu sudah ada tempatnya (rencana penggunaannya),” tambahnya.
H Fathurrozi mengakui, jika dibandingkan dengan jasa-jasa mereka dalam mendidik warga hingga bisa membaca Al-Qur’an, sungguh uang Rp.1.500.000 tidak ada artinya. Tidak sebanding sama sekali. Katanya, guru ngaji mengajar para santrinya tiada tujuan lain kecuali hanya mengharap ridlo Allah. Karena itu, ada insentif atu tidak, guru ngaji tak terpengrauh: kegiatan mengajar Al-Qur’an tetap jalan. “Namun pemerintah harus mengerti dan bisa menghargai mereka, salah satunya dengan insentif itu,” pungkasnya.
Di tempat terpisah, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Pemkab Jember Achmad Musoddaq mengungkapkan, insentif untuk guru ngaji adalah program rutin Pemkab Jember setiap tahun. Sehingga ada atau tidak ada Pemilukada, insentif guru ngaji tetap dicairkan. “Namun kami tidak bisa memastikan kapan cairnya karena semua masih proses, tapi insyaallah pasti cair,” jelasnya.
Ia menambahkan, untuk pencairan tahun ini, Bagian Kesra menjalin kerja sama dengan Bank Jatim, bukan lagi dengan BRI. Untuk mengalihkan kerja sama dari BRI ke Bank Jatim juga butuh waktu. “Selan itu, juga masih ada verifikasi,” tambahnya.
Ustadz Musoddaq menuturkan, jumlah penerima insentif guru ngaji tahun ini mencapai 18.000-an orang, masing-masing menerima Rp.1,500,000. Namun setelah diverifikasi, tentu ada pengurangan karena misalnya ada yang meninggal dan sebagainya. “Insyaallah setelah hajian ini, kami mulai verifikasi lagi,” jelasnya.
Katanya, mulai tahun ini nomenklatur insentif guru ngaji sudah berubah menjadi Hororarium Guru Ngaji, Penyuluh dan Pendamping. Sehingga guru ngaji bisa mendapatkan insentif setiap tahun tanpa ada kekhawatiran menyalahi aturan. “Itu sudah sesuai dengan arahan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Verifikasi itu juga arahan dari BPK yang wajib kami laksanakan,” ungkapnya.
Karena jumlah calon penerimanya banyak, maka pencairan mesti dilakukan secara bertahap. Oleh karena itu, begitu selesai verifikasi dan perjanjian kerja sama dengan Bank Jatim sudah kelar, maka pencairan harus segera dimulai. “Hitungan saya mulai akhir Agustus harus sudah dimulai pencairan itu, nanti bertahap hingga selesai ,” pungkasnya
A WordPress Commenter says: